Dengan banyaknya kesempatan yang dihadirkan oleh big data, streaming video, dan lain sebagainya, kita harus berhati-hati agar tidak terlalu memperumit cara pemasaran dan melupakan siapa yang benar-benar penting: Para pelanggan dan pemirsa kita.

Mari bersama cari tahu masa depan dunia pemasaran untuk memastikan Anda dan brand Anda meraih keuntungan dari tren yang relevan dalam upaya membangun dan mempertahankan brand yang kokoh:

1. Dasarnya adalah mengenali pelanggan dan kesederhanaan

Orang-orang kini memiliki lebih banyak pilihan dari sebelumnya dan dibanjiri oleh berbagai informasi dan data (begitu juga dengan tenaga pemasaran mana pun). Sejalan dengan ini, mereka ingin meluangkan waktu sesedikit mungkin dalam memilih hal yang tepat bagi mereka. Sebaliknya, mereka ingin mendapat rekomendasi yang bersifat personal dan cerdas yang memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka setiap saat.

Menurut Studi Lead Nurturing Benchmark tahun 2015 dari DemandGen Report, 42% tenaga pemasaran menerapkan taktik lead nurturing selama lebih dari dua tahun. Brand-brand papan atas telah mengembangkan berbagai program lead nurturing yang bersifat personal, dengan cara mengantar prospek ke jalur-jalur nurture berbeda tergantung pada tindakan dan ketertarikan mereka. Hal ini merupakan indikator signifikan bahwa pemasaran prediktif memiliki dampak terhadap bagaimana program-program nurturing yang ada.

2. Messaging akan berjaya

36% pemilik ponsel pintar menggunakan aplikasi messaging seperti WhatsApp, Kik, atau iMessage, menurut laporan Pew Research Center pada bulan Agustus 2015.

Semua platform sosial besar kini memiliki komponen messaging, dan hanya tinggal menunggu waktu hingga beragam platform tersebut menemukan cara untuk menyediakan data yang ada untuk digunakan para pengusaha dalam mempelajari pemasaran yang komprehensif dan efektif. Berbagai aplikasi messaging semakin menjadi bagian penting dalam kumpulan aplikasi perangkat bergerak. WhatsApp dan Facebook Messenger sangat populer di Barat, sementara pemain lokal seperti WeChat di Tiongkok, LINE di Jepang, dan KakaoTalk di Korea Selatan memimpin pasar-pasar kunci di sAsia. Miliaran pengguna aplikasi memperlihatkan adanya kesempatan besar bagi mereka yang dapat mengambil keuntungan dan mengonversi unduhan aplikasi menjadi pemasukan.

Meski permainan dan fitur messaging seperti stiker telah menjadi kunci penggerak monetisasi hingga kini, para penerbit aplikasi masih bereksperimen dengan cara-cara baru mengembangkan potensi pemasukan mereka. WeChat misalnya, yang memimpin jalan memasuki dunia m-commerce atau mobile commerce. WeChat mengalami sukses besar sebagai platform pembayaran bergerak yang memungkinkan pengguna membeli karcis bioskop, membayar taksi, dan bahkan berbagai layanan perkotaan.

3. Komunikasi harus bermakna dan real time

Komunitas mikro dan grup, yang umum disebut komunitas kantong, misalnya di Grup Facebook akan semakin relevan, karena memungkinkan interaksi yang lebih personal dan real time. Iklan media sosial berbayar yang tertarget dan personal menjadi sebuah keharusan. Dalam hal ini termasuk – selain video dan streaming video – blog, podcast, dan webinar. Hal-hal tersebut mendapat perhatian pemirsa dan menghasilkan ROI tinggi. Menciptakan engagement bermakna yang positif dan berkelanjutan adalah kunci mencapai hal ini. Di tahun ini, brand-brand papan atas akan sangat fokus membangun dasar yang kokoh bagi para penggemar setia. Waktu yang diluangkan bersama penggemar semacam ini serta kualitas waktu itu sendiri lebih penting daripada traffic dan mencoba terhubung dengan figur tertentu. Penceritaan yang inspiratif dan berkesan yang dibuat bersama akan berperan besar.

Saat merencanakan strategi konten 2016 Anda, pertimbangkan adanya, antara lain, Olimpiade musim panas di Brasil, UEFA Euro 2016 di Prancis, dan pemilihan umum AS. Artinya, tahun ini tidak hanya akan menjadi tahun yang sangat penuh, namun juga akan menuntut upaya cerdas dan matang untuk dapat bersaing dan menonjol dibandingkan competitor lain dengan cara menghasilkan konten penuh makna, inspiratif, dan berani yang membedakan Anda dari yang lain.

4. Organisasi berorientasi pelanggan dan konten

Dunia pemasaran digital yang mensegmentasi berbagai upaya pemasaran menjadi fungsi tersendiri merupakan sisa-sisa masa lalu. Yang terpenting, strategi digital tidak hanya berkaitan dengan pemasaran digital. Sebaliknya, transformasi digital mencakup seluruh aspek bisnis – mulai penelitian dan pengembangan, penjualan, keuangan, hukum, personalia, hingga perencanaan bisnis strategis.

Salah satu cara untuk melakukannya secara lebih komprehensif adalah dengan memperkenalkan peran seorang Chief Digital Officer (CDO). CDO merupakan sosok yang memahami relevansi dan fungsi media digital dan mampu membawa transformasi yang dibutuhkan ke dalam organisasi. Peran dengan cukup banyak tuntutan yang menjangkau seperangkat hard skill dan soft skill, yang meliputi keseluruhan organisasi, juga kerja sama dengan rekan luar bidang seperti desainer dan pengembang (serta tidak bergantung pada CIO maupun CTO).

Untuk konten, brand-brand terbaik akan melaksanakan apa yang dinamakan “Social Media Buddy Team (SMBT).” Satu bagian dari SMBT bertanggung jawab atas strategi, analitik, dan wawasan. Bagian lain akan mengurus konten dan sosial. Selain itu, pemasar konten juga akan perlu mengembangkan kemampuan mereka sebagai sutradara serba bisa untuk video (pendek) serta bekerja sama dengan pemandu acara siaran langsung, dan lain sebagainya.

Kesimpulan

Brand-brand dan pemasar papan atas harus memfokuskan sumber daya dan upaya mereka, seperti misalnya meraih hasil melalui lebih sedikit saluran dan bukannya berusaha hadir di mana-mana. Lebih-lebih jika berbicara tentang media sosial yang sudah semakin mainstream belakangan ini. Semakin banyak perhatian yang diterima sebuah media sosial, semakin besar efek kebosanan yang akan muncul, jika tidak dikelola dengan benar. Brand tidak boleh lupa mengaplikasikan strategi dasar, seperti misalnya membuat daftar email yang baik dengan ribuan pelanggan baik yang sudah ada saat ini dan yang potensial di masa mendatang bisa saja lebih berharga daripada mengimplementasikan alat analitik prediktif terbaru.

Diterjemahkan dari LinkedIn Pulse